Pages - Menu

Saturday, 29 September 2012

MENGUASAI DUNIA DENGAN BELAJAR GEOGRAFI



Ketika kita mendengar pelajaran Geografi yang pertama terlintas di benak kita adalah pelajaran tentang kebumian dan hafalan-hafalan yang menyesakkan dada seolah tak sanggup untuk mengahfalkan seisi bumi ini. Pola pemikiran inilah yang kadang menghambat kita untuk mempelajari geografi karena telah terkonsep bahwa pelajaran geografi itu hanya hafalan,hafalan dan hafalan.

Sebenarnya hal itu juga tak sepenuhnya salah tapi juga tak sepenuhnya benar. Karena pada hakekatnya pelajaran geografi adalah pelajaran yang membekali kita untuk berfikir secara spasial atau berfikir secara keruangan. Nah, timbul pertanyaan, berfikir secara keruangan yang seperti apa? Berfikir secara keruangan di dalam pelajaran geografi adalah berfikir mengenai persamaan dan perbedaan  di ruang muka bumi ini dengan segala karakteristiknya sehingga setelah mempelajarinya timbul pertanyaan dalam benak kita” mengapa bisa seperti itu?”

Sebenarnya untuk bisa menjawab pertanyaan seperti tidaklah mudah namun juga cukup menyenangkan ketika kita benar-benar menghayati pertanyaan itu. Karena saat ini sumber informasi di dunia maya mudah sekali diakses banyak hal yang bisa kita dapat di sana.

Bagaimana dengan belajar geografi bisa menguasai dunia ?
Nah, untuk mejawab pertanyan itu kita teringat senjata seorang geographer yaitu PETA. Ketika kita melihat film DORA ketika dia bingung jalannya maka yang dia buka adalah PETA. Dengan pengetahuan kita mengenai peta serasa dunia ini digengaman kita. Bisa dengan mudah kita pergi ke seluruh benua dan samudera di Bumi ini. Sebagai contoh tanpa mengunjungi Amerika kita bisa mengenal seluk beluk kondisi fisik dan social benua Amerika. Dan banyak hal yang bisa kita ceritakan dari Benua Amerika.

Bagaimana cara belajar geografi yang menyenangkan?
Untuk memahami pelajaran geografi tak sedikit yang mengalami kesulitan karena telah terbelenggu oleh anggapan bahwa pelajaran geografi itu sulit dengan hafalan yang membuat kepala pusing. Nah, berikut adalah kiat agar kita mudah dalam belajar geografi diantaranya adalah:
Main Logika
Kajian geografi sebenarnya adalah alam sekitar kita yang kita jumpai setiap langkah hidup kita, baik yang bersifat fisik maupun social. Tak semuanya perlu dihafal namun juga harus dilogika, dengan melogika setiap materi maka akan lebih mudah difahami dan lebih melekat dalam fikiran kita.
Hilangkan anggapan geografi hafalan
Belenggu inilah yang mmenyesatkan pola pemikiran kita sehingga orang yang tidak suka menghafal akan merasa malas untuk mempelajarinya. Hilangkan pemikiran ini jauh-jauh agar pola piker kita terbuka untuk senantiasa ingin tahu dan belajar.
Tanamkan geografi itu menyenangkan
Ketika kita sudah menyenangi suau hal maka kita akan selalu ingin dekat dan menguasainya.  Begitu pula dengan ilmu pengetahuan jika kita menyukai karena ilmu itu menyenangkan maka kita akan berusaha ingin tahu dan menguaisai ilmu itu.

Sedikit coretan ini, mudah-mudahan bermanfaat dan mari belajar geografi untuk bisa menaklukan dunia. SEMANGAAAAT………….!

Monday, 24 September 2012

BEASISWA BCA FINANCE (S1)

INFO BEASISWA BCA FINANCE 2012
DENGAN TEKAD KUAT UNTUK TURUT MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, BCA FINANCE KEMBALI MEMBERIKAN BEASISWA SELAMA KULIAH KEPADA 50 MAHASISWA/I BERPRESTASI.
TOTAL BEASISWA 2012 : Rp. 900.000.000,-
TOTAL TAHUN 2011 : Rp. 567.000.000,-
TOTAL TAHUN 2010 : Rp. 420.000.000,-
TOTAL TAHUN 2009 : Rp. 305.000.000,-

PERSYARATAN:
Mahasiswa/i program Strata 1 (S-1)
Minimal telah/sedang menyelesaikan semester 2
IPK min (PTN : 3,00 dan PTS : 3,4)
Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun
Beasiswa ini bebas dari ikatan dinas apapun
Melakukan pendaftaran beasiswa melalui aplikasi online
Tahapan Seleksi :
Tahap I : Penentuan 150 Calon Pemenang Beasiswa 150 calon pemenang yang telah diumumkan akan diwajibkan mengirimkan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan kemudian
Tahap II : Penentuan 50 Pemenang Beasiswa yang berhak menerima Rp.3.000.000,-/Semester
Proses seleksi dilaksanakan oleh tim seleksi BCA Finance
Keputusan hasil penerimaan adalah mutlak & tidak dapat diganggu gugat
Keterangan lebih lanjut dapat diakses melalui website www.bcafinance.co.id
*) Maksimal Pemberian Beasiswa Sampai Dengan Semester 8
TAHAPAN:
Pendaftaran Aplikasi Online: 03/09/12 – 28/09/12
Pengumuman 150 Calon Pemenang Beasiswa Melalui Website BCA Finance: 12/10/12
Verifikasi Kelengkapan Dokumen Untuk 150 Calon Pemenang Beasiswa (Cap Pos): 12/10/12 – 25/10/12
Pengumuman 50 Pemenang Beasiswa: 09/11/12
Keputusan hasil penerimaan adalah mutlak & tidak dapat diganggu gugat. Proses penyaringan akhir dilaksanakan oleh tim seleksi BCA Finance.
Bagi yang berminat dapat mendaftar secara online melalui laman :
www.bcafinance.co.id

Monday, 17 September 2012

LOWONGAN GURU AL-AZHAR SAMARINDA 2012

SD & SMP AL AZHAR SYIFA BUDI SAMARINDA FILIAL JAKARTA
Dibutuhkan Segera:
  1. GURU BIDANG STUDI
  2. IPS (SMP)
  3. BAHASA INDONESIA (SD)
  4. AGAMA ISLAM (SD)

Syarat:
1. Min. S1 (sesuai bidangnya)
2. Beragama Islam (diutamakan lancar membaca Al-Qur’an)
3. IPK min. 3.00
4. TOEFL min. 400 (sertakan copy sertifikat, boleh menyusul)
5. Mengajukan lamaran tertulis (tulis tangan), dilengkapi:
  • Ftcpy Ijazah, Akta IV, Transkrip Nilai (mulai SD-PT)
  • CV
  • Pas photo 2lbr 3×4
6. Berdedikasi tinggi, memiliki keinginan untuk selalu mengupgrade diri dan berloyalitas terhadap lembaga
Diantar dan dibawa langsung ke alamat:
SD Al-Azhar Syifa Budi Samarinda
Jl. KH. Wahid HAsyim GG, Kampus biru
(belakang kampus widyagama)
Samarinda
tlp. 0541-768577
Cp. Roy Hidayat, SE (0812-5566-468) unit SD
Era Darmayanti, S.Hum (0821-5454-8293) unit SD
Usman, S.Pd (08533-2737-343) unit SMP

LOWONGAN GURU GEOGRAFI 2012


Yayasan Harapan Global Mandiri yang mengelola Global Prestasi School untuk tingkat PG – TK – SD – SMP – SMA membutuhkan beberapa tenaga pendidik, yaitu :
  1. Guru BP untuk tingkat SD dan SMA
  2. Guru Matematika untuk tingkat SMA
  3. Guru Geografi untuk tingkat SMP

Kualifikasi :
  • Minimal S 1 sesuai dengan bidangnya
  • IP minimal 3,0 (skala 4)
  • TOEFL minimal 450
  • Khusus No. 1, untuk tingkat SD: perempuan dan dialokasikan untuk Tahun Ajaran 2013/2014, untuk tingkat SMA : laki-laki (dibutuhkan segera).
  • Khusus No. 2, dibutuhkan mulai Semester 2, Tahun Ajaran 2012/2013.
  • Khusus No. 3, untuk Tahun ajaran 2013/2014.
Lamaran dapat dikirim lewat email :
hrd_gps@ymail.com
atau lewat pos dengan alamat :
HRD Yayasan Harapan Global Mandiri, Jln. KH. Noer Alie No. 10 B, Kalimalang – Bekasi 17145.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi HRD YHGM dengan nomor telpon (021) 7037 6890 atau 0818 086 11760.

Friday, 14 September 2012

PENYELENGGARAAN PROGRAM PPG



Lembaga penyelenggara program PPG adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh menteri.
Kriteria penunjukan FKIP UNS sebagai penyelenggara program  PPG ditentukan berdasarkan pemenuhan persyaratan yang terkait dengan peringkat akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), ketaatan azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada, komitmen FKIP UNS dalam memberikan laporan EPSBED, verifikasi lapangan untuk memeriksa kesesuaian antara proposal usulan penyelenggaraan Program PPG dengan kenyataan yang sebenarnya seperti kualifikasi sumber daya manusia, kualitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang mendukung program studi kependidikan, dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Dalam pelaksanaannya program PPG dilakukan oleh jurusan/program studi yang sesuai dengan tugas  sebagai berikut:
1.        Menyusun rencana induk pengembangan program PPG.
2.        Mengembangkan standar kompetensi lulusan, kurikulum, sistem pembelajaran, dan PPL  program PPG bersama dengan jurusan dan atau program studi yang sejenis.
3.        Melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa program PPG.
4.        Menyeleksi dan menetapkan dosen untuk program PPG.
5.        Melaksanakan program PPG yang bermutu.
6.        Melaksanakan standardisasi sistem seleksi.
7.        Melaksanakan uji kompetensi dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait.
8.        Melaksanakan evaluasi diri dan penjaminan mutu program PPG.
9.        Menjalin kerjasama dengan sekolah mitra dalam penyelenggaraan program PPG yang diwujudkan dalam nota kesepahaman.
10.    Menyeleksi calon guru pamong.
11.    Melaporkan hasil uji kompetensi kepada direktur jenderal.

PENGERTIAN PPG



Sesuai pasal 1 ayat 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun  2009 tentang Pendidikan Profesi Guru disebutkan bahwa program pendidikan profesi guru prajabatan yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D IV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Monday, 3 September 2012

BILL GATES PROFILE


William (Bill) H. Gates was chairman of Microsoft Corporation, the worldwide leader in software, services and solutions that help people and businesses realize their full potential. Microsoft had revenues of US$55.12 billion for the fiscal year ending June 2007, and employs more than 78,000 people in 105 countries and regions.
On June 15, 2006, Microsoft announced that effective July 2008 Gates will transition out of a day-to-day role in the company to spend more time on his global health and education work at the Bill & Melinda Gates Foundation. After July 2008 Gates will continue to serve as Microsoft’s chairman and an advisor on key development projects. The two-year transition process is to ensure that there is a smooth and orderly transfer of Gates’ daily responsibilities. Effective June 2006, Ray Ozzie has assumed Gates’ previous title as chief software architect and is working side by side with Gates on all technical architecture and product oversight responsibilities at Microsoft. Craig Mundie has assumed the new title of chief research and strategy officer at Microsoft and is working closely with Gates to assume his responsibility for the company’s research and incubation efforts.

Born on Oct. 28, 1955, Gates grew up in Seattle with his two sisters. Their father, William H. Gates II, is a Seattle attorney. Their late mother, Mary Gates, was a schoolteacher, University of Washington regent, and chairwoman of United Way International.

Gates attended public elementary school and the private Lakeside School. There, he discovered his interest in software and began programming computers at age 13.
In 1973, Gates entered Harvard University as a freshman, where he lived down the hall from Steve Ballmer, now Microsoft’s chief executive officer. While at Harvard, Gates developed a version of the programming language BASIC for the first microcomputer - the MITS Altair.

In his junior year, Gates left Harvard to devote his energies to Microsoft, a company he had begun in 1975 with his childhood friend Paul Allen. Guided by a belief that the computer would be a valuable tool on every office desktop and in every home, they began developing software for personal computers. Gates’ foresight and his vision for personal computing have been central to the success of Microsoft and the software industry.
Under Gates’ leadership, Microsoft’s mission has been to continually advance and improve software technology, and to make it easier, more cost-effective and more enjoyable for people to use computers. The company is committed to a long-term view, reflected in its investment of approximately $7.1 billion on research and development in the 2007 fiscal year.
In 1999, Gates wrote Business @ the Speed of Thought, a book that shows how computer technology can solve business problems in fundamentally new ways. The book was published in 25 languages and is available in more than 60 countries. Business @ the Speed of Thought has received wide critical acclaim, and was listed on the best-seller lists of the New York Times, USA Today, the Wall Street Journal and Amazon.com. Gates’ previous book, The Road Ahead, published in 1995, held the No. 1 spot on the New York Times’ bestseller list for seven weeks. Top row: Steve Wood (left), Bob Wallace, Jim Lane. Middle row: Bob O’Rear, Bob Greenberg, Marc McDonald, Gordon Letwin. Bottom row: Bill Gates, Andrea Lewis, Marla Wood, Paul Allen. December 7, 1978. Top row: Steve Wood (left), Bob Wallace, Jim Lane. Middle row: Bob O’Rear, Bob Greenberg, Marc McDonald, Gordon Letwin. Bottom row: Bill Gates, Andrea Lewis, Marla Wood, Paul Allen. December 7, 1978.
Gates has donated the proceeds of both books to non-profit organizations that support the use of technology in education and skills development.

In addition to his love of computers and software, Gates founded Corbis, which is developing one of the world’s largest resources of visual information - a comprehensive digital archive of art and photography from public and private collections around the globe. He is also a member of the board of directors of Berkshire Hathaway Inc., which invests in companies engaged in diverse business activities.
Philanthropy is also important to Gates. He and his wife, Melinda, have endowed a foundation with more than $28.8 billion (as of January 2005) to support philanthropic initiatives in the areas of global health and learning, with the hope that in the 21st century, advances in these critical areas will be available for all people. The Bill and Melinda Gates Foundation has committed more than $3.6 billion to organizations working in global health; more than $2 billion to improve learning opportunities, including the Gates Library Initiative to bring computers, Internet Access and training to public libraries in low-income communities in the United States and Canada; more than $477 million to community projects in the Pacific Northwest; and more than $488 million to special projects and annual giving campaigns.

Gates was married on Jan. 1, 1994, to Melinda French Gates. They have three children. Gates is an avid reader, and enjoys playing golf and bridge.

KISAH SUKSES: BILL GATES YANG MENDUNIA


Bill Gates, siapa yang tidak tau Bill Gates pendiri Microsoft? Hampir semoa orang pasti tau tentang Bill Gates dan ingin sepertinya. Kesuksesannya membangun Microsoft membuat kaya raya dan terkenal.
Tentu ada sifat dan karakter Bill Gates yang membuatnya bisa sukses luar biasa. Dalam beberapa kesempatan, ia pun kerap berbicara tentang rahasia kesuksesannya.
Berikut beberapa rahasia sukses Bill Gates,

1. Banyak Belajar

Buku adalah jendela dunia. Bill Gates mengaku banyak membaca dari kecil. Ia menilai, kebiasaan membaca adalah faktor sukses seperti yang beberapa kali dikatakannya.
“Saya menempatkan gairah untuk belajar secara berkelanjutan di posisi tinggi. Ketika saya masih cukup muda, saya membiasakan diri untuk membaca banyak buku.
Membaca tentang banyak subyek adalah hal yang bagus. Tentu saja saat ini, jauh lebih mudah untuk online dan menemukan informasi tentang topik yang menarik bagi Anda.
Punya rasa keingintahuan semacam itu tentang dunia membantu siapapun untuk sukses, tidak masalah pekerjaan apa yang mereka pilih,”

2. Visi jangka panjang

Visioner. Bill Gates terkenal punya visi jangka panjang. Ia memprediksi bisnis yang akan meledak di masa depan. Alhasil, dia selalu satu atau dua langkah di depan kompetitornya. Seperti visinya bahwa komputer akan dibutuhkan oleh banyak orang.
“Kita selalu menaksir terlalu tinggi perubahan yang akan muncul dalam dua tahun ke depan dan menaksir terlalu rendah perubahan yang akan muncul dalam sepuluh tahun ke depan. Jangan biarkan diri Anda tertidur dan tidak beraksi,”
“Ketika itu, Anda mendengar orang-orang pintar mengatakan mengapa seseorang perlu komputer? Saat ini, sulit dibayangkan bagaimana hidup ini tanpa komputer. Itulah sebuah visi, tidak terimajinasikan kebanyakan orang sekitar 30 tahun lampau, namun beberapa orang punya visi yang tidak hanya diimajinasikan, namun diwujudkan,”

3. Bertindak segera

Now or Never!!.  Bill Gates suka beraksi dengan segera tanpa menunda-nunda. Ia punya banyak ide dan mewujudkannya segera. Kebiasaan itu adalah salah satu rahasia kesuksesannya.
“Saya melakukan aksi yang besar dan segera. Hal ini ibaratnya seperti karet ban bertemu dengan jalan aspal. Jika Anda berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan punya visi ke mana teknologi akan menuju namun tidak mengambil aksi, Anda tidak akan pernah bisa sukses,”

4. Menerima kritikan

Untuk mencapai sukses, seseorang harus mampu mendengar dan belajar dari kritikan yang datang. Bill Gates mengaku senang mendengarkan kritikan dari para konsumen Microsoft.
“Konsumen Anda yang paling tidak bahagia adalah sumber terbesar bagi Anda untuk belajar,”
“Konsumen kami yang berasal dari Jepang, secara umum sangat keras soal kualitas dan ketepatan, itu adalah sesuatu yang fantastis,”

5. Mempelajari teknologi

Kepada anak muda, Bill Gates menyarankan untuk belajar banyak tentang teknologi. Sebab, keterampilan menggunakan teknologi bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan.
“Pengetahuan yang solid tentang software produktivitas dan tool IT yang lain menjadi pondasi dasar untuk sukses dalam berbagai macam karir. Selain itu, juga latar belakang bagus di matematika dan sains.
Jika Anda melihat hal-hal paling menarik yang muncul dalam dekade terakhir, apakah itu hal keren seperti pemutar musik portabel dan video game atau sesuatu yang lebih praktis seperti smartphone dan teknologi medis, semuanya itu datang dari bidang sains dan teknologi.
Saat ini dan di masa depan, beberapa pekerjaan dengan pengaruh paling besar akan berhubungan dengan software, apakah itu mengembangkan software untuk perusahaan seperti Microsoft atau membantu organisasi lain sukses dengan menggunakan tool teknologi informasi,”
Inilah 5 Resep Rahasia Sukses Bill Gates semoga rekan2 Pengusaha Dunia bisa mengambil manfaatnya dan semakin Sukses Dunia Akhirat.

KISAH INSPIRATIF: Dari Cleaning Service Hingga Menjadi Bos


Bekerja sebagai cleaning service merupakan awal mimpinya untuk hidup mandiri dan dapat membiayai kuliah. Namun, karena kesibukannya bekerja sebagai cleaning service di restoran cepat saji tersebut, Nurul Atik harus mengubur impiannya dalam-dalam untuk melanjutkan pendidikannya. Ia malah membangun sendiri usaha makanan cepat saji yang kini sukses.
Anda pasti pernah mendengar ungkapan: “Orang yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.” Ungkapan ini mungkin cocok disematkan bagi seorang Nurul Atik. Pria asal Jepara ini menapaki kesuksesan dari jalan berliku.
Mantan cleaning service ini sekarang memiliki Rocket Chicken, perusahaan waralaba di bidang makanan cepat saji. Kini, ia memiliki 83 mitra di seluruh Indonesia. Ia mendapat pembayaran biaya royalti hingga Rp 100 juta dari para mitra.
Sebelum menjadi Presiden Direktur Rocket Chicken, Nurul bekerja sebagai seorang cleaning service di California Fried Chicken (CFC) di Semarang, Jawa Tengah. Dari seorang tukang bersih-bersih resto cepat saji, kini dia menjadi bos resto cepat saji milik sendiri.
Kisah Nurul dalam menapaki dunia kerja berawal ketika ia lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), 20 tahun lalu. Lantaran ingin meringankan beban orang tua, Nurul pun berencana untuk melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri.
Sempat menganggur selama setahun mencari pekerjaan, Nurul akhirnya diterima bekerja di CFC di Jalan Pemuda Semarang. Nurul bekerja sesuai dengan profesi yang dibutuhkan pada saat itu yakni sebagai cleaning service alias tukang bersih-bersih di restoran cepat saji itu.
Selama tiga bulan, Nurul menjadi karyawan dengan status trainee. Gaji pertama Nurul sebagai cleaning service pada saat itu hanya Rp 35.000 per bulan. Ia harus membagi gaji itu untuk kebutuhan makan, kos, dan biaya transportasi. Dengan jumlah gaji yang pas-pasan tersebut, sering ia harus berutang pada rekan-rekannya di CFC.
Karena kinerjanya yang bagus, ia kemudian diangkat menjadi pegawai tetap. Selang tiga bulan berjalan, akhirnya Nurul diangkat menjadi tukang cuci piring selama empat bulan.
Ia cepat bergeser ke posisi juru masak selama empat bulan. Karena kinerjanya semakin hari semakin baik Nurul diangkat lagi menjadi kasir selama enam bulan. Tak hanya sampai di situ, Nurul lalu naik pangkat menjadi seorang supervisor selama satu tahun.
Nurul juga mengecap posisi sebagai asisten manajer selama dua tahun di perusahaan yang sama. Karena kekosongan di bagian audit, Nurul kemudian menggantikan posisi tersebut selama tiga bulan. Tak memerlukan waktu yang lama, pria yang kini berusia 42 tahun ini mengecap posisi manajer areal selama dua tahun.
Posisi manajer areal mengharuskan Nurul berkeliling dari kota satu ke kota yang lain untuk memberikan pelatihan kepada karyawan-karyawan baru mulai dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Semarang, Magelang, dan Solo, hingga Yogyakarta.
Dengan kesibukannya bekerja di restoran cepat saji tersebut, Nurul mengubur dalam-dalam impiannya untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. “Pada saat menjadi cleaning service, ternyata jam kerjanya shift sehingga saya tidak bisa membagi waktu antara kerja dan keinginan untuk kuliah,” tutur Nurul.
Namun, ia tak putus asa. Nurul mempunyai jurus jitu dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata. “Setiap melangkah kita harus memiliki niat yang kuat dan harus ditekuni,” tandas Nurul.
Ia juga mengungkapkan, dalam menjalankan segala kegiatan harus dilandasi dengan percaya diri dan semangat. Menurutnya, ia mendapat banyak pelajaran selama bekerja di restoran cepat saji CFC. Ia banyak mendapat ilmu dari rekan-rekannya yang berkerja di tempat tersebut, dari mulai menghargai hidup sampai pada pengelolaan restoran.
Pada saat bekerja sebagai cleaning service di CFC, Nurul memang tidak memikirkan jumlah pendapatan atau gaji yang ia terima. Ia hanya terus berpikir untuk bekerja sambil belajar apa saja yang didapatnya kala itu.
Karena keinginan yang kuat untuk hidup mandiri itu, Nurul memutuskan mencoba hidup mandiri dengan niat mendirikan usaha sendiri. “Orang tua pun mendukung sepenuhnya apa yang telah menjadi pilihan saya, hidup mandiri,” tandas Nurul.
Jiwa wirausaha tidak bisa dipisahkan dengan sosok Nurul Atik. Walau sudah berada pada posisi yang nyaman di sebuah restoran cepat saji, Nurul memutuskan membuka usaha dengan mereknya sendiri, Rocket Chicken. Cuma butuh waktu setahun, restoran yang menjual fried chicken ini sudah mengembang sampai 83 mitra.
Dengan gaji yang pas-pasan yang ia terima ketika menjadi cleaning service membuat Nurul Atik harus memutar otak agar ia bisa memenuhi kebutuhan saban bulannya. Tak jarang, ia harus meminjam uang dari rekan kerjanya di California Fried Chicken (CFC). Ia juga kerap meminta tambahan uang ke orang tuanya.
Untuk menghemat biaya hidup, Nurul pun harus mencari tempat kos yang jaraknya sekitar lima kilometer dari tempatnya bekerja. Tak jarang dengan alasan pengiritan, ia memilih berjalan kaki sampai satu kilometer. “Kalau sudah lelah, saya baru naik angkot,” ujarnya mengenang.
Kamar kos Nurul juga tak kalah memprihatinkan. Dengan luas 3X3 meter, kamar sewaan itu tak dilengkapi dengan kasur dan perabot lainnya. Kondisi seperti itu dilakoni Nurul kurang lebih selama lima bulan, sampai ia mendapat mess dari kantornya.
Buka usaha
Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. “Saat itu, saya sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.
Meski begitu, gaji yang diterima Nurul tak mampu memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Apalagi menyusul kemudian pasangan Nurul dan Emy dikarunia momongan. Makanya, setelah melahirkan anak pertama mereka, Emy membantu perekonomian keluarga dengan membuka usaha roti.
Meski posisinya cukup baik di tempat kerjanya, keinginan Nurul untuk membuka usaha sendiri rupanya tak pernah padam. Puncaknya terjadi ketika krisis keuangan melanda Tanah Air tahun 1998, Nurul memutuskan keluar dan membuat usaha sendiri.
Nurul merasa waktu 10 tahun bekerja sudah cukup untuk berguru di restoran cepat saji Amerika Serikat itu. “Saya mantap keluar karena ingin mandiri,” ujarnya.
Pada saat yang sama, seorang kawan mengajak Nurul membuat restoran makanan cepat saji yang mengusung ayam goreng (fried chicken). Ide tersebut muncul karena pada waktu itu membuka restoran cepat saji atau fast food menjadi tren di kalangan masyarakat.
Berbekal pengalamannya, Nurul mantap menerima ajakan temannya. Ia kemudian bertindak sebagai pengembang bisnis, sementara temannya mengurusi permodalan. Usaha keras mereka membawa hasil. Bisnis mereka cepat mengembang. Saat ini, Nurul telah memiliki 86 cabang.
Seiring berjalannya waktu, lelaki kelahiran Jepara, 25 Juni 1966 ini kembali merasa gelisah. Ia tergelitik mengibarkan bendera usaha dengan membuat restoran fried chicken sendiri. Kali ini dengan potensi pasar yang berbeda dengan usaha sebelumnya yang menyasar pasar menengah atas.
Pilihannya jatuh ke pasar menengah bawah. Selain pasarnya lebih besar, segmen tersebut juga belum tersentuh restoran fast food lokal maupun asing. Pada 21 Februari 2010, Nurul lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama Rocket Chicken di Jalan Wolter Monginsidi, Semarang.
Perkembangan bisnisnya ini di luar perkiraan Nurul. Antusias masyarakat menyambut bisnis makanan cepat sajinya sangat cujup menggembirakan. Baru setahun berjalan, Nurul memiliki 83 mitra. Dengan sistem waralaba, Nurul mengembangkan bisnisnya tampa mengeluarkan modal uang sepeser pun. “Semuanya hanya didasarkan pada kepercayaan saja,” ujarnya.
Beruntung, kebanyakan mitranya adalah orang-orang yang mengenal dan tahu sosok Nurul yang telah berpengalaman dalam bisnis ayam krispi ini. “Saya cuma jual nama saja, outlet awalnya tak punya,” tandas Nurul.
Bersama mitranya, ayah tiga anak ini hanya menekankan agar menjalankan bisnis dengan kerja keras, tekun serta jujur. Bila itu menjadi landasan, Nurul yakni bahwa usaha mereka akan membawa amanah. Tak cuma bagi karyawan, tapi juga pemilik usaha franchise ayam krispi Rocket Chicken.

http://tofik.blog.unsoed.ac.id/tag/kisah-sukses-pengusaha/