SEMANGAT MENCERDASKAN BANGSA

Wednesday 17 October 2012

TANAH LOT BALI



Tanah lot ini merupakan objek wisata yang sangat terkenal karena tanah lot merupakan objek yang mempunyai bongkahan tebing yang berada ditengah pantai yang di atasnya terdapat pura. Bongkahan tebing tersebut pada sore hari tidak dapat dinikmati secara dekat karena adanya gejala alam yang disebut pasang surut. Selain itu, gerakan gelombangnya yang unik dan struktur geologinya yang menarik untuk dikaji.

A.    Lokasi dan Akseibilitas
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan atau 25 km arah barat Kota Denpasar. Secara astronomi terletak antara 08037’10,3” LS dan 115005’13,4” BT. Dari kota Denpasar atau Tabanan, untuk menuju ke lokasi sangatlah mudah karena wisatawan dapat menggunakan jasa taksi, menyewa mobil, motor, atau menggunakan jasa travel untuk menuju lokasi pura. Untuk dapat masuk ke lokasi objek wisata tanah lot maka dikenai biaya masuk sebesar Rp 7.500 untuk turis domestik, dan Rp 10.000 untuk turis asing. Sehingga objek wisata tanah lot  merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat sekitar.
B.     Sejarah
Salah satu pura di Bali yang kerap dikunjungi oleh para pelancong adalah Pura Luhur Tanah Lot. Pura ini terletak di sebuah “pulau” karang di bagian barat Kabupaten Tabanan, tepatnya di Desa Beraban. Menurut legenda, pura yang memiliki nama lain Pura Pakendungan ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pendeta yang berasal dari Blambangan tersebut, selain menyebarkan agama di pulau Bali juga menyebarkan agama  di daerah Lombok yang dikenal dengan sebutan “Tuan Semeru”, merujuk pada sebuah nama gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Semeru.
Kedatangan Dahnyang Nirartha ke Desa Beraban konon karena mengikuti petunjuk sinar suci yang memancar dari arah tenggara. Sinar ini ternyata menuju sebuah mata air suci yang di dekatnya terdapat sebuah batu karang yang berbentuk burung (masyarakat setempat menyebutnya gili beo, yang berarti tanah atau batu karang yang menyerupai burung). Di tempat ini, bersama para pengikutnya Danghyang Nirartha melakukan meditasi dan pemujaan kepada Dewa Penguasa Laut sembari menyebarkan agama Hindu kepada masyarakat setempat.
Kegiatan  Danghyang Nirartha ternyata kurang berkenan di hati pemimpin Desa Beraban, yaitu Bendesa Beraban Sakti. Bersama para pengikutnya, ia berencana menyerang Danghyang Nirartha supaya pergi dari Desa Beraban. Hal itu disebabkan, Bendesa Beraban Sakti iri terhadap Danghyang Nirartha karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Beliaupun menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) sebagai tempat bermeditasi dan membangun pura Pakendungan yang lebih dikenal dengan nama Pura Luhur Tanah Lot. Sedangkan untuk melindungi dirinya dalam bermeditasi beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura.
Menyaksikan kesaktian sang Pendeta, akhirnya Bendesa Beraban takluk dan menjadi pengikut setia Danghyang Nirartha. Oleh karena kesungguhannya, Danghyang Nirartha kemudian memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama ”Jaramenara” atau Ki Baru Gajah kepada Bendesa Beraban. Saat ini, keris keramat itu disimpan di Puri Kediri dan diupacarai setiap Hari Raya Kuningan.
 Sedangkan batu karang yang dipindahkan inilah yang kemudian disebut tanah lot, atau tanah di tengah laut. Sementara ular “ciptaan” Danghyang Nirartha masih ada di dalam kompleks pura sampai sekarang. Dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih, memiliki warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular kobra, tetapi karena umumnya ular laut sangat pasif sehingga tidak berbahaya.
C.    Pengertian Tanah Lot
Tanah lot berasal dari dua kata yaitu tanah dan laut.  Tanah yang diartikan sebagai karang seperti pulau kecil (gili), sedangkan Lot atau lod berarti Laut. Tetapi karena suatu pengucapan yang dianggap terlalu panjang dan tidak efektif maka disingkat dengan tanah lot. Jadi Tanah Lot adalah pulau kecil yang terapung di laut. Tanah lot tersebut merupakan tanah yang berupa tebing yang berada di tengah pantai atau tebing yang berada di pinggir laut. Dan di atas tebing tersebut terdapat pura. Pura Luhur Tanah Lot atau biasa disingkat menjadi Pura Tanah Lot merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan, yaitu pura yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai sendi-sendi penjaga pulau dewata.
Pura Tanah Lot merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura ini memiliki ciri khas sebagai pura yang terletak di “tengah” laut (terletak sekitar 50 meter dari pantai ketika pasang). Apabila air laut pasang, maka pura ini akan dikelilingi oleh air, sehingga tampak benar-benar di tengah laut. Apabila ingin menjelajahi keindahan pura, ada baiknya untuk datang pada sore hari, sebab biasanya air laut sedang surut. Sementara pada pagi hari, air laut kerap kali pasang sehingga wisatawan tidak bisa mencapai pelataran pura. Namun, apabila sedang bulan purnama, pada sore hari pun air laut biasanya tetap pasang.
Para pelancong yang berkunjung ke Pura Tanah Lot hanya diperbolehkan memasuki pelataran pura. Bahkan, bagi wanita yang sedang haid/datang bulan dilarang untuk memasuki pura. Hal ini karena tempat tersebut dianggap keramat, sehingga tidak semua orang boleh menjamah ruang pemujaan di dalamnya. Hanya umat Hindu yang akan bersembahyang atau melakukan ritual agama saja yang diperbolehkan memasuki tempat pemujaan. Selain pura, daya tarik lainnya adalah  sumber air tawar, ular suci dan juga keindahan alam seperti sunset.
Sumber air tawar yang disebut Tirta Pabersihan ini merupakan air suci yang dikeramatkan. Sumber air tawar ini, berada di tengah deburan air laut yang asin, yang dapat digunakan oleh para pengunjung maupun umat Hindu untuk menyucikan diri. Di tempat ini, orang-orang dapat mencuci muka atau anggota badan lainnya sembari memanjatkan doa. Konon, dengan cara itu permohonan akan terkabulkan. Daya tarik lainnya adalah ular suci yang menurut cerita merupakan ciptaan Danghyang Nirartha sebagai ular penjaga pura. Setiap orang dapat melihat atau memegang ular ini sambil meletakkan uang receh atau uang koin. Meskipun termasuk ular beracun, tetapi ular tersebut tidak berbahaya. Pada waktu melihat atau memegang ular ini, dapat pula meminta melakukan permohonan.
Apabila beruntung, wisatawan dapat menyaksikan ritual Odalan atau hari jadi Pura Tanah Lot yang diperingati setiap 210 hari sekali. Perayaan Odalan biasanya dilaksanakan mendekati perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Pada perayaan ini, warga Hindu akan berduyun-duyun datang bersembahyang dan memohon berkah di pura ini. Sebagai tempat pemujaan, bagunan pura tersebut memiliki beberapa fungsi yaitu:
  • Candi Tanah Lot sebagai Dang Kahyangan (candi besar Kudus di Bali), karena sejarah dan Penyiwi (Orang-orang yang memperhatikan bait) berasal dari masyarakat lokal dari Kabupaten Tabanan dan sekitarnya.
  • Tanah Lot sebagai candi Segara, karena fungsinya sebagai tempat suci untuk menyembah Bhatara Segara, Allah dengan manifestasi sebagai laut kekuatan Keilahian.
 Fungsi utama bangunan candi terletak di kawasan pura utama. Dimana tempat ini, terdapat sebuah pura utama untuk menyembah Tuhan dalam bentuk Dewa Baruna atau Bhatara Segara, daya laut. Di tanah lot, tempat ibadahnya terdiri dari 5 bangunan pura dengan 3 bangunan candi yang terkenal berada di bagian utara yang digunakan untuk menyembah ke dewa Dang Hyang Nirartha. Ketiga bangunan candi tersebut adalah candi Batu Bolong, candi Batumejan dan candi Enjung Galuh Bait. Untuk dapat membedakan status candi di Tanah Lot, maka dapat diketahui dari sejarah candi, fungsi candi dan urutan pemujaan pada saat upacara diadakan. Dan da
Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati event wisata bertajuk Tanah Lot Spectacular. Berbagai macam perlombaan dan seni pertunjukan diadakan dalam event ini, di antaranya lomba lari 10 kilometer, lomba layang-layang, pertunjukan tari kecak kolosal, serta okokan dan tektekan kolosal.

D.     Fisiografi
Tanah Lot merupakan pantai yang ada dibagian selatan Pulau Bali dengan tebing-tebing pantai yang curam. Kondisi tersebut karena adanya proses abrasi yang sangat aktif, sebagai akibat kekuatan gelombang yang besar dan intensitas yang tinggi. Bukti abrasi yang kuat dapat diamati dari hasil proses yang terdapat pada tebing dan pada dasar di tepi laut. Disalah satu bagian tebing pantai saat ini kadang-kadang terpisah dari daratan Bali. Pada tebing tersebut terdapat bangunan Pura Tanah Lot. Semula, Pura Tanah Lot dengan daratan Bali merupakan satu daratan, namun saat ini terpisah oleh celah hasil abrasi. Akibat proses abrasi yang kuat, maka keberadan Pura Tanah Lot dikhawatirkan akan runtuh. Untuk itu telah diusahakan konsrvasi dengan pembuatan pemecah gelombang yang terbuat dari balok-balok beton, yang biasa disebut tetrapot.
Secara geologis batuan penyusun di Tanah Lot adalah batuan Laharik yang tersusun oleh batu pasir, batulanau dan breksi. Dibeberapa tempat pada dasar tepi laut tersebut terdapat batuan yang menyerupai arang (terbakar). Hal tersebut menunjukkan adanya aktivitas vulkan yang mengeluarkan lava seperti yang sekarang terjadi di Gunung Batur yang berwarna hitam. Akibat letusan yang besar, batuan ini bersama-sama dengan lapili yang lain terlempar ke udara dan mengendap dengan pola bagian bawah kasar diikuti material yang makin halus di atasnya, endapan seperti ini sering disebut “airbone deposite”. Karena pada saat pengendapan terpengaruh oleh aktivitas gelombang atau arus pantai, maka terbentuk struktur perlapisan silang-siur (cross beded).
Apabila diperhatikan pada sisi utara dari tebing Pura Tanah Lot terdapat kenampakan yang menyerupai topografi karst dengan indikator stalaktit dan stalagmit, namun sebenarnya kenampakan tersebut bukanlah stalagtit dan stalagmit asli. Itu adalah usaha untuk mengamankan Pura yang dilakukan dengan cara Grouting, yaitu melalui pengeboran dan menyemprotkan semen cair ke dalam lobang bor.

E.     Kondisi Sosial Budaya
Dari segi sosial budaya, Tanah Lot merupakan tempat pemujaan agama hindu. Sehingga pada hari-hari tertantu diadakan upacara besar. Pada saat dilaksanakan upacara besar, warga yang ada di sekitar Tanah Lot berduyun-duyun saling bahu-membahu untuk melangsungkan upacara, dengan begitu rasa kekeluargaanya menjadi sangat kental.
Sedangkan dari segi ekonomi, Tanah Lot yang menjadi tempat wisata dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah daerah serta dapat mensejahterakan masyarakat dengan mendirikan toko-toko di sepanjang jalan menuju Tanah Lot. Banyak warga yang menjual sovenir dan makanan, sehingga wisatawan tidak perlu susah atau bingung mencari  sesuatu yang dibutuhkan.

F.     Potensi Tanah Lot
1.         Atraksi
Atraksi yang menjadi daya tarik wisatawan adalah adanya pura yang ada ditengah pantai, ular yang dianggap suci oleh warga sekitar, pantai dengan ombak yang kuat dan sunset. Untuk dapat melihat sunset wisatawan dapat mengunjungi objwk wisata Tanah Lot pada sore hari, tetapi tidak apat melihat pura secara dekat karena air laut sedang pasang. Meskipun begitu, disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Sehingga para wisatwan dapat mekmati pura yang ada disebelah utara pura Tanah Lot.
2.         Aminity
Fasilitas yang terdapat di sekitar kawasan tanah lot ini sangat lengkap seperti art shop, kios-kios suvenir, jasa tattoo temporary, toilet, serta warung makan atau kedai minuman, sehingga wisatawan dapat dengan mudah mencari cinderamata. Berbagai macam tipe penginapan juga banyak tersedia di sekitar pura, mulai dari penginapan kelas melati hingga hotel berbintang.

3.         Aktivitas
Seperti tempat-tempat wisata yang lain yang ada di Bali, tanah lot ini mempunyai beragam aktivitas dari mulai pedagang, jasa angkutan, sampai orang yang menunggu gua dan pura yang didalamnya terdapat ular.