SEMANGAT MENCERDASKAN BANGSA

Saturday 13 July 2013

PETA GEOMORFOLOGI SINTETIK





Kandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi geomorfologi yang bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada suatu tujuan tertentu. Skala peta geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi geomorfologi semi rinci dapat ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur - unsur morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.
Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4 tingkat yang mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan lahan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai berikut :
1. Komponen lahan (land component)
2. Satuan lahan (land unit)
3. Bentuklahan (landform)
4. Sistem lahan (land system)
5. Bentanglahan (landscape)
Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan yang menekankan kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan berdasarkan bentuk permukaan lahan sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan - satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan komponen lahan memiliki kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi dan proses. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau manajemen.
Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan komponen lahan yang homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu lahan atau komponen lahan. Tampilan dari satuan lahan menggambarkan ciri eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang dibandingkan dengan satuan lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief), proses dan lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.
Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau heterogen dengan ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti bentuk permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan yang bersifat sangat luas.
Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan bentuk permukaan lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek lingkungan, biasanya dibedakan berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim. Suatu sistem lahan menggambarkan pengulangan kemiripan pola bentuklahan yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan sistem lahan disekitarnya pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk menampilkan sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.

Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan, bentuklahan, satuan lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman relief dan lithologi secara umum. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentang lahan adalah 1 : 250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai peta tinjau untuk identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau dijadikan pemandu perencanaan pembangunan.
Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian gunungapi di bagian Utara, dan diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi Tampomas, selanjutnya bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land units) , yaitu puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng kaki gunungapi.
Tampilan aspek - aspek geomorfologi tersebut sangat erat hubungannya dengan kondisi geologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan geologi, sehingga peta geomorfologi sintetik dapat dijadikan sebagai peta dasar didalam pemetaan geologi.