Pages - Menu

Thursday, 12 January 2012

MOBIL ESEMKA VS SANDAL



Akhir-akhir ini media masa elektronik maupun media cetak beramai-ramai memberitakan keberhasilan SMK disolo yang konon dapat merakit mobil sendiri dengan judul kiat esemka. Kemudian disusul dengan tragedi pencurian sendal yang menimbulkan berbagai aksi simpatik.  Berikut adalah kronologis berita tersebut menjadi top news dimedia masa :

Mobil Esemka
Orang yang berperan dalam "kelahiran" mobil Kiat Esemka adalah Sukiyat pria kelahiran Trucuk, Klaten. 22 April 1957  sekaligus pemilik dan pendiri Kiat Motor yang  Bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam perakitan mobil bikinan anak bangsa.  Mobil esemka mulai dikenal luas karena keberanian walikota Solo Joko Widodo untuk menggunakannya sebagai mobil dinasnya di Pemkot Solo. Konon mobil tersebut menggunakan komponen 80 persen lokal dan 20 persen impor. Setelah pernyataan dari Joko Widodo untuk menggunakannya sebagai kendaraan dinasnya kemudian berbagai media masa mengekspos keputusan tersebut. Setelah itu banyak publik figur mulai dari artis pejabat dan kalangan profesional memesan mobil tersebut sehingga pesanannya mencapai ratusan unit.

Kasus Sandal
Kasus pencurian sandal jepit ini melibatkan AAL, seorang remaja 15 tahun di Palu, Sulawesi Tengah.  Sperti yang dirilis liputan6.com bahwa AAL sandal di luar pagar, 300 meter dari kos Briptu Ahmad Rusdi Harahap. Tujuh bulan kemudian, Briptu Rusi menginterogasinya karena dituduh mencuri sandal anggota polisi itu.
           Dalam interogasi itu, AAL sempat dianiaya. Keluarga AAL yang tidak terima lalu melaporkan kasus ini ke Propam Polda Sulteng. Tak terima dilaporkan, Briptu Rusdi meneruskan kasus pencurian sandal hingga ke pengadilan. Hakim Pengadilan Negeri Palu, Rabu 4 Januari 2012 malam, memvonis terdakwa AAL bersalah dalam kasus pencurian sandal jepit milik seorang anggota polisi. Meskipun demikian, hakim sidang Romel Tampubolon tidak menjatuhkan hukuman kurungan penjara. AAL hanya dikembalikan ke orangtuanya untuk mendapatkan pembinaan.
       Kemudian setelah kasus tersebut mencuat di media masa kemudian mendapat perhatian berbagai kalangan untuk melakukan berbagai aksi untuk mendukung kejadian tersebut. Media masa luar negeripun juga ikut meliput kasus tersebut.