Pages - Menu

Saturday, 23 February 2013

MENGUAK ANEHNYA BANJIR DI GIRIWOYO



Saat terjadi musim kemarau Wonogiri bagian selatan terkenal dengan kekeringanya. Masyarakat susah sekali untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Bahkan sebagian warga harus menjual hewan ternaknya untuk sekedar membeli air untuk mencukupi kebutuhannya.Namun, ada yang aneh pada hari selasa (19/2/2013) sore, sebanyak 21 bangunan di Lingkungan Tameng, Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo terendam air.

Selain itu sekitar 16 hektare lahan warga yang ditanami palawija juga terendam. Ketinggian air bervariasi dari satu meter hingga empat meter di area tersebut. Kejadian seperti  ini pernah terjadi lima tahun sebelumnya yang juga sempat merendam rumah warga.

Kejadian ini memang terasa aneh, disaat kemarau sulit mendapatkan air tetapi saat musim penghujan tergenang banjir. Dari segi ilmiah dapat dijelaskan bahwa daerah wonogiri bagian selatan merupakan bentang alam karst, karakteristik karst adalah memiliki lapipili dan uvala. Lapili adalah lubang kecil yang terdapat didaerah kapur yang dapat meresapkan air saat hujan sejingga air tak dapat diserap melainkan langsung ke sungai bawah tanah. Sedangkan uvala berupa lubang besar yang terdapat di daerah karst, biasanya masyarakat menyebutnya luweng. 

Kasus banjir yang terjadi di Giriwoyo adalah uvala dan lapili yang ada disekitar Lingkungan Tameng tertutup oleh material pengendapan sehingga air hujan tak dapat meresap melalui lapili dan uvala sehingga air hujan menjadi air permukaan yang dapat menggenagi rumah warga.

Kejadian semacam ini memerlukan perhatian bagi masyarakat setempat untuk senantiasa menjaga lingkungan agar tidak terjadi erosi. Sehingga lubang uvala dan laipili tidah tertutup oleh material sedimen.