Pesawat Sukhoi Super Jet 100 merupakan pengganti pesawat Tupolev TU -134 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan. Proyek Super Jet 100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dinyatakan sebagai salah satu proyek nasional terpenting.
Sukhoi Super Jet 100 pertama kali mengudara pada 2011. Pengguna pertamanya adalah Maskapai Penerbangan Nasional Armenia. Aeroflot Maskapai Penerbangan Nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit. Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 2007.
Perancangannya dimulai tahun 2000 oleh Sukhoi dengan dukungan perusahaan kedirgantaraan boieng sebagai konsultan proyek. Mesin pesawat menggunakan SaM 164 terbaru yang dikeluarkan power Jet. Mesin ini diklaim bisa mengurangi konsumsi bahan bakar 10 persen dibandingkan pesawat sekelas seperti Embraer dan Bombardier. Body pesawat ini didesain lebih luas sehingga bisa menampung sampai 98 orang. Kelas bisnis berkursi dua dua dan kelas ekonomi didesain dua tiga kursi.
Pesawat ini didesain untuk pesawat jarak menengah yang waktu penerbangannya lebih dari satu jam. Pesawat ini telah disertifikasi layak terbang oleh Komite Penerbangan Antar Negara pada 3 Februari 2011 dan akan mendapat sertifikasi Uni Eropa tak lama lagi. (Tim Liputan/Sup) sumber : indosiar.com
Jumlah Korban Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 hingga sampai saat ini baru ditemukan kurang lebih 12 orang, sebagaimana DB kutip dari laman kompas. Kedua belas penumpah pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Daryatmo menegaskan bahwa tim SAR gabungan berhasil menemukan 12 jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100.
Evakuasi Korban
Identitas dari para jenazah itu, diakui Daryatmo, juga masih belum bisa dipastikan. Pasalnya, tim SAR masih fokus pada proses evakuasi jenazah. “Kami mengucapkan belasungkawa semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan ketabahan kepada keluarga dan juga yang lain,” kata Daryatmo.