BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berta.kwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sayangnya, untuk mencapai tujuan mulia tersebut masih ditemui banyak hambatan. Masalah pokok berkaitan dengan pendidikan yang banyak disoroti adalah soal rendahnya mutu pendidikan. Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan ditunjukkan oleh rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Pada konteks pelajaran Matematika khususnya di Sekolah ……., rendahnya prestasi belajar tidak hanya pada aspek kemampuan untuk mengerti matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga aspek rendahnya sikap terhadap matematika. Pada aspek sikap siswa, selama ini banyak siswa yang menganggap pelajaran Matematika sebagai momok yang menakutkan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik Matematika yang abstrak, sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran Matematika sehingga prestasi belajarnya rendah.
Berkaitan dengan materi matematika yang abstrak, maka pembelajaran matematika Juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak SD. Hal ini diungkapkan ahli pendidikan matematika Dr H Djaali dari IKIP Jakarta saat dikukuhkan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) IKIP Jakarta (Kompas, 6 Mei 1999). Menurut Djaali, pembelajaran matematika di SD harus disesuaikan dengan perkembangan kesiapan intelektual anak. Juga perlu kesesuaian antara banyaknya materi yang ada dalam kurikulum dengan alokasi waktu yang tersedia dan disesuaikan dengan perkembangan intelektual atau struktur kognitif dan pengalaman belajar yang telah diperoleh anak.
Disamping materi yang abstrak, kelemahan pengajaran Matematika di SD selama ini juga belum mengarah kepada permasalahan sederhana di lingkungan anak. Menurut Dr Ida Karnasih, MSc dri IKIP Medan (Kompas, 17 Mei 1999) pengajaran matematika di SD seharusnya mengarah kepada problem solving dengan mengambil contoh-contoh sederhana yang terjadi dalam keseharian lingkungan si murid. Bukan sebaliknya, mengajarkan formula-formula, rumus-rumus atau hafalan-hafalan yang mengarahkan murid bukan kepada pemahaman atau pengertian konsep matematika, seperti yang dialami murid SD selama ini. Itu sebabnya mereka kesulitan dan sering tidak mengerti makna kansep yang diajarkan. Padahal, matematika itu harus konkret dalam penerapan kansepnya.
Kemudian banyak pakar mengungkapkan, sumber daya manusia (guru) merupakan faktor kunci keberhasilan pengajaran. Dalam pembelajaran Matematika guru merupakan kunci utama keberhasilan. Faktor Sumber Daya Manusia (guru), merupakan komponen utama dalam pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak pembelajaran di sekolah. Soal pengajaran matematika sangat berkait dengan kemauan para guru dalam mengajar. Peroslannya, di sini di samping guru tidak mampu karena memang kurang belajar, juga disebabkan kurangnya penghargaan terhadap guru secara finansial.
Selama ini banyak yang mengklaim akibat minimnya kesejahteraan, menyebabkan guru tida.k bisa mengembangkan diri sehingga tidak kreatif. Masih banyak guru yang mengajar tidak menarik (hanya teacher telling). Guru aktif mentransfer pengetahuan dan siswa hanya menerima secara pasif. Selain itu padatnya kurikulum juga menyebabkan guru sulit mencoba berbagai variasi metode pembelajaran sehingga terkesan membosankan di depan siswa. Hal ini akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika atau bahkan tidak menyenangi mata. pelajaran tersebut, sehingga prestasi belajarnya rendah.
Kondisi ini juga banyak penulis alami di tempat tugas penulis yaitu di SD Negeri ABC Jakarta Pusat Untuk itu penulis berusaha untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan melakukan pendekatan pembelajaran dengan pemberian umpan balik sehingga dapat menumbuhkan minat dan rasa senang siswa terhadap pelajaran matematika.
B. Permasalahan
l. Masalah.
Berdasarkan hasil belajar, pengamatan da.n fenomena sehari-hari yang penulis temui masalah yang ada di SD ……………………………… adalah sebagian besar siswa kelas 6 tidak senang dan kurang berminat terhadap pelajaran matematika sehingga hasil belajarnya rendah.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada penulis berusaha mengajukan alternatif pemecahan masalah tersebut dengan metode ulnpan balik (pendekatan kasih sayang dan tutor sebaya) untuk menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran matematika.
3. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya cakupan materi pelajaran Matematika penulis hanya membatasi pada materi pembagian dan perkalian pada siswa kelas 6.
4. Perumusan Masalah
Apakah dengan pemberian umpan balik dapat menumbuhkan minat dan rasa senang terhadap pelajaran Matematika pada siswa kelas 6 SD....................... tahun pelajaran 2005 / 2006 ?
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berta.kwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sayangnya, untuk mencapai tujuan mulia tersebut masih ditemui banyak hambatan. Masalah pokok berkaitan dengan pendidikan yang banyak disoroti adalah soal rendahnya mutu pendidikan. Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan ditunjukkan oleh rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Pada konteks pelajaran Matematika khususnya di Sekolah ……., rendahnya prestasi belajar tidak hanya pada aspek kemampuan untuk mengerti matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga aspek rendahnya sikap terhadap matematika. Pada aspek sikap siswa, selama ini banyak siswa yang menganggap pelajaran Matematika sebagai momok yang menakutkan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik Matematika yang abstrak, sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran Matematika sehingga prestasi belajarnya rendah.
Berkaitan dengan materi matematika yang abstrak, maka pembelajaran matematika Juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak SD. Hal ini diungkapkan ahli pendidikan matematika Dr H Djaali dari IKIP Jakarta saat dikukuhkan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) IKIP Jakarta (Kompas, 6 Mei 1999). Menurut Djaali, pembelajaran matematika di SD harus disesuaikan dengan perkembangan kesiapan intelektual anak. Juga perlu kesesuaian antara banyaknya materi yang ada dalam kurikulum dengan alokasi waktu yang tersedia dan disesuaikan dengan perkembangan intelektual atau struktur kognitif dan pengalaman belajar yang telah diperoleh anak.
Disamping materi yang abstrak, kelemahan pengajaran Matematika di SD selama ini juga belum mengarah kepada permasalahan sederhana di lingkungan anak. Menurut Dr Ida Karnasih, MSc dri IKIP Medan (Kompas, 17 Mei 1999) pengajaran matematika di SD seharusnya mengarah kepada problem solving dengan mengambil contoh-contoh sederhana yang terjadi dalam keseharian lingkungan si murid. Bukan sebaliknya, mengajarkan formula-formula, rumus-rumus atau hafalan-hafalan yang mengarahkan murid bukan kepada pemahaman atau pengertian konsep matematika, seperti yang dialami murid SD selama ini. Itu sebabnya mereka kesulitan dan sering tidak mengerti makna kansep yang diajarkan. Padahal, matematika itu harus konkret dalam penerapan kansepnya.
Kemudian banyak pakar mengungkapkan, sumber daya manusia (guru) merupakan faktor kunci keberhasilan pengajaran. Dalam pembelajaran Matematika guru merupakan kunci utama keberhasilan. Faktor Sumber Daya Manusia (guru), merupakan komponen utama dalam pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak pembelajaran di sekolah. Soal pengajaran matematika sangat berkait dengan kemauan para guru dalam mengajar. Peroslannya, di sini di samping guru tidak mampu karena memang kurang belajar, juga disebabkan kurangnya penghargaan terhadap guru secara finansial.
Selama ini banyak yang mengklaim akibat minimnya kesejahteraan, menyebabkan guru tida.k bisa mengembangkan diri sehingga tidak kreatif. Masih banyak guru yang mengajar tidak menarik (hanya teacher telling). Guru aktif mentransfer pengetahuan dan siswa hanya menerima secara pasif. Selain itu padatnya kurikulum juga menyebabkan guru sulit mencoba berbagai variasi metode pembelajaran sehingga terkesan membosankan di depan siswa. Hal ini akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika atau bahkan tidak menyenangi mata. pelajaran tersebut, sehingga prestasi belajarnya rendah.
Kondisi ini juga banyak penulis alami di tempat tugas penulis yaitu di SD Negeri ABC Jakarta Pusat Untuk itu penulis berusaha untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan melakukan pendekatan pembelajaran dengan pemberian umpan balik sehingga dapat menumbuhkan minat dan rasa senang siswa terhadap pelajaran matematika.
B. Permasalahan
l. Masalah.
Berdasarkan hasil belajar, pengamatan da.n fenomena sehari-hari yang penulis temui masalah yang ada di SD ……………………………… adalah sebagian besar siswa kelas 6 tidak senang dan kurang berminat terhadap pelajaran matematika sehingga hasil belajarnya rendah.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada penulis berusaha mengajukan alternatif pemecahan masalah tersebut dengan metode ulnpan balik (pendekatan kasih sayang dan tutor sebaya) untuk menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran matematika.
3. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya cakupan materi pelajaran Matematika penulis hanya membatasi pada materi pembagian dan perkalian pada siswa kelas 6.
4. Perumusan Masalah
Apakah dengan pemberian umpan balik dapat menumbuhkan minat dan rasa senang terhadap pelajaran Matematika pada siswa kelas 6 SD....................... tahun pelajaran 2005 / 2006 ?