Validitas merupakan ‘ built in control mechanism ‘
dalam metode penelitian yang menggunakan instrumen secara eksplisit. Validitas
mempersoalkan instrument yang digunakan dalam mengukur atribut ; apakah alat ukur
benar-benar mengukur atribut yang dimaksud. Mengapa masalah validitas
senantiasa dipertanyakan dalam penelitian sosial ? Karena atribut semisal
psikologis, pemahaman ilmiah, tingkat konservatisme, dll sangat sulit
diukukr/dicari, meski demikian peneliti ilmiah harus mampu mengukur.
Reliabilitas : kemampuan, ketepatan, keajegan,
homogenitas alat ukur. Suatu alat ukkur dikatakan mantap bila dipergunakan
berulang kali hasilnya tetap sama.
Catatan : suatu data yang punya reliabilitas belum
tentu punya validitas, sedang data yang punya validitas sudah tentu punya
reliabilitas.
Beberapa metode menguji reliabilitas.
1.
Metode ulang :
mengulangi pengukuran berdasar selang waktu ttt.
2.
Metode belah
dua : membegi dua butir pertanyaan ke dalam dua kelompok.
3.
Metode parabel
: butir-butir pertanyaan mewakili suatu variabel yang satu dan butir pertanyaan
yang sama mewakili variabel yang lain yang punya kesamaan sifat, diukur secara
bersamaan.
Jenis-jenis Validitas.
1.
Validitas logis
: mempersoalkan apakah pola hubungan variabel/konsep dapat diterima akal sehat.
Misal : kita akan menganggap logis bila Org meneliti pengaruh usia terhadap
suatu hal bukan sebaliknya.
2.
Validitas
tampang : menyangkut atribut kongkrit, bila kita ingin mengukur mencek huruf
kita akan meminta orang membaca.
3.
Validitas
lintas budaya : mempersoalkan apakah alat ukur yang digunakan pada masyarakat
ttt juga berlaku didalam masyarakat yang lain.
4.
Validitas
internal : menyangkut tentang internal psikologis khalayak/responden. Misal :
kalau kita ingin mengamati sikap petani terhadap kredit usaha tadi maka
kuesioner yang diajukan harus benar-benar menggali psikologis internal petani,
bagaimana tanggapannya thd program kredit tsb.
5.
Validitas
eksternal : mempersoalkan apakah alat ukur yang dikenakan pada komunitas ttt
juga berlaku pada komunitas yang lain. Misal : mangamati konsep belajar jarak
jauh ( UT ), apakah siaran-siaran pendidikan program UT bisa memacu belajar
mahasiswa, bagaimana antara mahasiswa fisip dibanding dengan mahasiswa fakultas
lain.
6.
Validitas konstruk
: mempersoalkan seberapa jauh suatu alat ukur punya persamaan dengan alat ukur
yang lain pada waktu mengukur konstruk/konsep yang sama.
7.
Validitas isi :
menyankut derajad keterwalian substansi suatu alat ukur. Pengukuran
kategorisasi dalam content analysis, kategori yang dibuat peneliti itu mampu
disepakati oleh pengkoding/pembaca.
8.
Validitas
prediktif : mempersoalkan seberapa jauh suatu alat ukur mampu meramalkan
perilaku sekarang maupun yang akan datang.