Pergaulan
remaja di Indonesia kian hari kian memprihatinkan, hamper stiap hari di dimedia
masa diberitakan mengenai kasus asusiala. Sebagian besar pelaku tindakan
tersebut adalah remaja yang masih dibawah umur. Hal ini kadang membuat orangtua
was-was terhadap pergaulan anaknya.
Data survey Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI) menyatakan bahwa sebanyak 1 persen remaja perempuan dan 6 persen remaja
laki-laki menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Tak hanya itu
saja data ini diperkuat oleh data Kementrian Kesehatan, dimana 35,9% remaja
mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan bahkan
6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah.
Fenomena seks
bebas kian hari kian memprihatinkan, sehingga orangtua perlu memperhatikan
perkembangan dan pergaulan anaknya. Terdapat beberapa sumber pemicu seks bebas
dikalangan remaja ini diantaranya:
Jejaring sosial
Seiring
perkembangan teknologi jejaring social, kini Indoneia masuk lima besar pengguna
FB di dunia sedangkan di peringkat Asia Saat ini Indonesia menduduki ranking
pertama di Asia sebagai pengguna layanan twitter dan facebook (FB). Bayangkan
saja jumlahnya 47 juta orang Indonesia menjadi penggunanya atau lebih
seperempat dari jumlah 245 juta. Hal ini mendorong remaja untuk turut larut
didalamnya, dengan menggunkan jejaring social para remaja bisa berteman dengan sesame
pengguna walaupun secara nyata tidak pernah kenal, tak sedikit pula remaja yang
mengupload foto yang tak pantas dijejaring social sehingga membuat orang lain
penasaran. Maka tak heran jika banyak kasus kejahatan seksual yang bermula dari
jejaring social ini.
Ponsel
Penggunaan
Ponsel di Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang
signifikan. Berdasarkan data CIA mencatat ada 236.800.000 pelanggan seluler di
Tanah Air. Dengan semakin murahnya harga Ponsel kini bukan merupakan barang
mewah lagi. Banyak remaja yang menggunakan ponsel ini untuk sarana berhubungan
dengan teman-temannya bahkan ada yang sampai merekam adegan asusialanya
menggunakan ponsel. Sebagian lagi menggunakan ponselnya untuk menyimpan gambar
maupun video porno. Hal ini akan memicu remaja untuk terangsang melakukan hal
asusila tersebut
Longgarnya pengawasan
Orangtua
memiliki peran yang penting dalam perkembangan remaja. Namun, tak sedikit pula
orangtua yang acuh tak acuh dengan pergaulan anaknya. Hal ini sebenarnya harus
benar-benar difahami orangtua sehingga tak terlambat dalam penanganannya.
Luangkanlah waktu untuk sekedar berkomunikasi yang baik dengan anak agar anak
tak melampiaskan masalahnya dengan mencari kebahagiaan melalui seks
Lunturnya
budaya malu
Kini hamil
diluar nikah seoalh menjadika hal yang biasa. Setelah hamil dinikahkan seolah
masalah sudah selesai tanpa ada rasa malu sedikitpun. Norma yang ada
dimasyarakatpun seolah diacuhkan oleh para remaja saat ini. Budaya malu ini
sudah tak ada lagi dibenak para remaja sekarang ini.
Miskin pengetahuan
agama
Lemahnya
pendidikan agama pada remaja mengakibatkan semakin miskinnya remaja dengan
pengetahuan agama sehingga tak lagi menghiraukan dosa yang dilakukan. Tak
pernah memikirkan dampak dari dosa yang dilakukan. Jika remaja memiliki
keimanan dan ketakwaan yang kuat pastinya akan takut jika berbuat dosa.
Hal ini
menjadikan tugas kita bersama bagaimana bisa menanggulangi malapetaka ini. Agar
remaja Indonesia bisa terhindar seks bebas.