Saat
terjadi musim kemarau Wonogiri bagian selatan terkenal dengan kekeringanya.
Masyarakat susah sekali untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari.
Bahkan sebagian warga harus menjual hewan ternaknya untuk sekedar membeli air
untuk mencukupi kebutuhannya.Namun, ada yang aneh pada hari selasa (19/2/2013)
sore, sebanyak 21 bangunan di Lingkungan Tameng, Kelurahan Girikikis, Kecamatan
Giriwoyo terendam air.
Selain
itu sekitar 16 hektare lahan warga yang ditanami palawija juga terendam.
Ketinggian air bervariasi dari satu meter hingga empat meter di area tersebut.
Kejadian seperti ini pernah terjadi lima
tahun sebelumnya yang juga sempat merendam rumah warga.
Kejadian
ini memang terasa aneh, disaat kemarau sulit mendapatkan air tetapi saat musim
penghujan tergenang banjir. Dari segi ilmiah dapat dijelaskan bahwa daerah
wonogiri bagian selatan merupakan bentang alam karst, karakteristik karst
adalah memiliki lapipili dan uvala. Lapili adalah lubang kecil yang terdapat
didaerah kapur yang dapat meresapkan air saat hujan sejingga air tak dapat
diserap melainkan langsung ke sungai bawah tanah. Sedangkan uvala berupa lubang
besar yang terdapat di daerah karst, biasanya masyarakat menyebutnya luweng.
Kasus
banjir yang terjadi di Giriwoyo adalah uvala dan lapili yang ada disekitar Lingkungan
Tameng tertutup oleh material pengendapan sehingga air hujan tak dapat meresap
melalui lapili dan uvala sehingga air hujan menjadi air permukaan yang dapat
menggenagi rumah warga.
Kejadian
semacam ini memerlukan perhatian bagi masyarakat setempat untuk senantiasa
menjaga lingkungan agar tidak terjadi erosi. Sehingga lubang uvala dan laipili
tidah tertutup oleh material sedimen.