SEMANGAT MENCERDASKAN BANGSA
Showing posts with label GEO SPASIAL. Show all posts
Showing posts with label GEO SPASIAL. Show all posts

Thursday, 9 August 2012

GARIS KONTUR

Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama terhadap bidang refrensi yang digunakan. Kecuraman dari suatu lereng (stepness) dapat ditentukan dengan adanya interval kontur dan jarak antara dua kontur, sedangkan jarak horizontal antara dua garis kontur dapat ditentukan dengan cara interpolasi.
Sifat garis kontur adalah :
a.      Garis kontur selalu merupakan garis tertutup (loop), kecuali pada batas peta.
b. Dua buah garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling berpotongan.
c.  Garis kontur tidak mungkin bercabang (dalam hubungannya dengan keaslian alam, kecuali buatan manusia).
d.    Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, kecuali pada bagian tanah yang vertikal akan digambarkan sebagai garis yang berimpit.
e.      Semakin miring keadaan tanah, kontur akan digambarkan semakin rapat.
f.        Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang.
g.      Garis kontur yang melalui tanjung/lidah bukit akan cembung kearah turunnya tanah.
h.   Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung kearah titik atau hulu lembah.
i.        Garis kontur yang memotong sungai akan cembung kearah hulu sungai.
Garis kontur memiliki contur interval sesuai dengan skala peta, untuk mengetahui contur interval dapat dihitung menggunakan rumus:
  Ci          =          1           x Skala Peta
                        2000

PENGERTIAN PETA


Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”. Istilah peta diambil dari bahasa Inggris yaitu map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja
1.      Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2.      Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
3.      Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari kenampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4.      Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas.

Friday, 23 March 2012

PENTINGNYA INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI



 Menurut Partoso Hadi  dalam http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id, Pemanfaatan informasi geospasial merupakan hal yang penting dalam pembelajaran geografi. Karena dalam pembelajaran geografi selalu mengutamakan pemahaman spasial karena itu merupakan salah satu ciri khas dibandingkan dengan pelajaran lain.  Lebih lanjut Partoso Hadi juga menerangkan, kurikulum sebagai acuan utama dalam pembelajaran, penerapannya perlu diupayakan sesuai dengan kaidah dan esensi Ilmu Geografi itu sendiri. Seperti diketahui obyek material geografi terbentang dari litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer sampai antroposfer.
Kajian geografi terhadap obyek materialnya tersebut, harus selalu dilakukan dari sudut pandang spasial, dari perspektif spasial. Dengan demikian penguasaan terhadap sumber informasi muka bumi menjadi mutlak diperlukan. Sumber tersebut dapat berupa sumber primer, dengan pengamatan, observasi, pengukuran, pencacahan langsung terestrikal maupun dari sumber sekunder, termasuk menyadap informasi dari dokumen  geospasial yang ada.

PENGERTIAN GEOSPASIAL


UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial pasal 1-4 menerangkan, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau  kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG”, adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. 

Sunday, 12 February 2012

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT


Citra Landsat sangat bermanfaat dalam mebantu pekerjaan manusia dalanm hal inventarisasi SDA.  Satelit Landsat telah lebih dari sepuluh tahun dimanfaatkan oleh pengguna di Indonesia untuk berbagai sektor kegiatan. Oleh karena itu sampai saat ini masih banyak pengguna data inderaja yang bergantung pada data Landsat,beberapa pemanfaatan dari Citra Landsat antar lain :
A.    Menduga Produksi Padi
Menduga luas panen padi sa-ngat penting untuk mengeta-hui potensi luas panen dan produksipadi di suatu daerah. Pemanfaatanteknologi penginderaan jauh citra satelit Landsat Thematic Mapper(TM) merupakan alternatif yang te-pat untuk wilayah Indonesia dalamusaha memperoleh informasi sum-ber daya pertanian, khususnya luas tanaman pertanian secara cepatdan akurat.Satelit Landsat TM dilengkapidengan sensor yang dapat mere-kam setiap objek di permukaanbumi yang memantulkan atau memancarkan energi elektromagnetikdari ketinggian tertentu. Satelit tersebut merekam daerah yang samasetiap 16 hari sekali dengan ca-kupan wilayah 185 km x 185 km.Rekaman tersebut setelah diprosesmenghasilkan data digital yang dapat diinterpretasi dengan perangkatkomputer, atau berupa data visualcitra tercetak yang sangat miripdengan foto berwarna yang dapatdiinterpretasi secara manual.
1.      Pemantauan Fase-fasePertumbuhan Padi

Kunci interpretasi citra Landsat yangpaling penting untuk mengenali la-han sawah adalah mengetahui fase-fase pertumbuhan tanaman padi.Lahan sawah mempunyai ciri-ciri yang unik sehingga mudah dibedakan dengan lahan lainnya. Lahan sawah berbentuk petakan-petakan,memerlukan genangan air, umumnya terletak pada daerah yang relatif datar. Di daerah yang berlereng,lahan sawah selalu berteras, petak-annya memanjang mengikuti kon-tur, dengan tanaman utama padidan sebagian diselingi dengan taaman palawija atau tebu dan tem-bakau. Dari ciri-ciri yang terlihat da-lam citra Landsat tersebut, lahansawah dapat dibedakan dengan penggunaan lahan yang lain.Pengenalan jenis penutup lahanseperti padi, kedelai, dan jagung pada citra Landsat dilakukan dengan mempelajari karakteristik reflektan (spectral signature) dari pertumbuhan tanaman yang akan diidentifikasi. Vegetasi/tanaman yangberbeda akan memantulkan energielektromagnetik (spectral reflec-tance) yang berbeda sehingga gam-bar yang terekam (image) dan tam-pak pada citra Landsat juga berbe-da. Karakteristik reflektan tersebut merupakan suatu pola tingkatan in-tensitas reflektan suatu objek yangdinyatakan dalam nilai pixel (pictureelement) pada citra satelit. Dengan demikian, nilai pixel merupakan unsur interpretasi utama dalam me-ngenali objek, termasuk tanamanpertanian, yang direkam citra Landsat. Fase-fase kondisi penutupan lahanselama masa pertumbuhan tanamanpadi dan kenampakannya pada citraLandsat dapat dijelaskansebagaiberikut :
a.       Fase awal pertumbuhan padi, dimana lahan sawah didominasi oleh air karena penggenangan. Pada citra Landsat TM dengan komposisi warna true color composite (TCC), lahan sawah akan tampak berwarna biru.
b.      Fase pertumbuhan vegetatif, ditandai dengan semakin lebatnya daun tanaman padi yang menutupi seluruh lahan sawah. Pada fase ini, penutupan lahan didominasi oleh warna hijau. Warna hijau ini akan tampak hijau pada citra.
c.       Fase pertumbuhan generatif, dimana lahan sawah yang semula didominasi oleh daun yang berwarna hijau akan digantikan dengan butir-butir padi yang berwarna kuning pucat pada TCC
d.      Fase panen. Pada fase ini lahan menjadi bera selama jangka waktu tertentu. Pada kondisi ini lahan sawah akan tampak berwarna coklat kemerahan pada komposisi warna TCC. Perkiraan Panen Padi Perkiraan masa panen padi dapat dilakukan dalam tiga periode pemantauan, yaitu:
Ø  Januari-April: untuk perkiraanpanen bulan Februari, Maret, April, dan Mei.
Ø  Mei-Agustus: untuk perkiraanpanen bulan Juni, Juli, Agustus,dan September.
Ø  September-Desember: untuk perkiraan panen bulan Oktober, November, Desember, dan Januari.
Dengan pemantauan yang berurutan dan mengacu kepada umurpadi yang berkisar antara 110-120hari, maka fase (masa) panen dapatdiperkirakan. Fase panen dapatdiperkirakan apabila awal masatanam sudah dapat terpantau, yaitu adanya perubahan dari fase beramenjadi fase air (pengolahan tanah/ penggenangan), dan lebih yakin lagi bila diikuti oleh perubahan dari fase air menjadi fase vegetatif. Prediksi panen padi dapat dilakukan sampai 3 bulan sebelum panen. Perkiraan masa panen padi ditentukan berdasarkan umur padi yang diperoleh dari hasil transformasi nilai indeks vegetasi menjadi umur padi. Nilai indeks vegetasin  tersebut diperoleh dari hasil analisis digital citra Landsat. Perkiraan panen padi 1 bulan sebelum panen ditentukan berdasarkan umur padi lebih dari 13 minggu. Panen padi 2 bulan yang akan datang ditentukan berdasarkan umur padi antara 8-12 minggu, sedangkan panen padi 3 bulan yang akan datang ditentukan berdasarkan umur padi antara 5-7 minggu. Panen padi yang terjadi 1 bulan sebelumnya ditentukan berdasarkan kenampakan lahan bera pada citra Landsat.