SEMANGAT MENCERDASKAN BANGSA

Saturday, 13 July 2013

PETA GEOMORFOLOGI ANALITIK





Secara garis besar kandungan informasi dari peta geomorfologi analitik cenderung memberikan informasi aspek - aspek geomorfologi di suatu daerah yang cukup luas, sehingga sifat peta geomorfologi analitik bersifat peta tinjau (reconnissance) dengan skala peta 1 : 50.000 sampai 1 : 500.000.

Pada peta geomorfologi analitik tercermin satuan geomorfologi yang sangat luas dan belum memberikan informasi yang rinci, namun sudah dapat dimanfaatkan sebagai dasar (landasan) penelitian lebih lanjut. Analisis bentanglahan yang sangat luas dan komponen - komponen geomorfologi yang besar merupakan ciri dari peta geomorfologi analitik. Misalnya bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Bandung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan (land system) rangkaian gunungapi (volcanous) dan sistem lahan ( land system) struktural, sehingga memerlukan penguraian yang lebih rinci. Peta geomorfologi analitik sangat berperan untuk digunakan sebagai bahan analisis yang bersifat regional dalam ukuran propinsi, pulau atau negara.

Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna. Menurut Verstappen dan Van Zuidam (1968 dan 1975) bahwa proses endogen dan eksogen masa lalu dan sekarang merupakan faktor - faktor perkembangan yang paling menonjol dari suatu bentanglahan, sehingga harus digambarkan dengan jelas dan digunakan simbol warna.

Bentuk Lahan
Warna
Bentuklahan asal struktural
Ungu / violet
Bentuklahan asal gunungapi
Merah
Bentuklahan asal denudasional
Coklat
Bentuklahan asal laut (marine)
Hijau
Bentuklahan asal sungai (fluvial)
Biru tua
Bentuklahan asal glasial (es)
Biru muda
Bentuklahan asal aeolian (angin)
Kuning
Bentuklahan asal karst (gamping)
Jingga (orange)