Mobil esemka tak henti-hentinya menuai kontroversi mulai dari awal perakitannya, uji emisi yang gagal, penghapusan nama kiat hingga kini memasuki babak baru yang lebih mengejutkan. Berita ini muncul dari pengakuan sukiyat pemilik kiat motor yang merintis mobil SMK ini. Pengakuannya adalah bahwa mobil eseka ini hanya mencomot onderdil dari produk mobil lain. Bagaimana bisa seperti itu ?
Hal ini berawal ketika beberapa hari lalu Sukiyat tidak digunakan lagi dalam struktur proyek mobil esemka ini. Perintah penghapusan ini berasal dari direktur pembinaan SMK kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga sekarang mobil esemka tersebut tak lagi menggunakan kiat esemka seperti sebelumnya namun menggunakan nama mobil esemka dengan tipe Rajawali dan Bima.
Pengakuan Sukiyat mengenai mobil esemka dilaksanakan hari sabtu (3/3)kemarin kepada solopos. Dalam rilisnya di solopos ia mengatakan bahwa mobil esemka yang dibuat sendiri hanyalah bodi dan sasisnya saja, selain itu dia membeli komponen buatan Cina dari Surabaya.
Sukiyat juga menegaskan bahwa membuat mobil tidak semudah membuat alat rumah tangga. Butuh waktu setahun atau dua tahun untuk memproduksi mobil secara masal. Pernyataan ini untuk menanggapi pernyataan Walikota Solo Joko Widodo untuk memproduksinya secara masal setelah lolos uji emisi. Dia juga mempertanyakan mengenai rencana Joko Widodo yang akan memproduksi 300 unit dalam satu tahun. Dia mempertanyakan bagaimana dan dimana mobil tersebut diproduksi?. Pertanyaan cukup beralasan karena memang mobil esemka tidak memiliki pabrik sendiri serta SDM yang siap untuk terjun dalam industri tersebut.
Mudah-mudahan keseksesan esemka yang boming belakangan ini bukan hanya akal-akalan belaka untuk popularitas individu. Namun, benar-benar prestasi yang bisa dibanggakan oleh bangsa ini. Lebih baik tidak bangga sama sekali dari pada hanya bangga pada kebohongan semata.
Sumber: solopos.com dan berbagai sumber lain.