Dikisahkan disuatu sekolah dasar yang berada di pedesaan sebut saja SD Maju Karya. Hari itu sedang berlangsung pelajaran sejarah, semua siswa sedang kidmat mendengarkan penjelasan guru di kelas yang sederhana itu. Nampak di depan seorang guru dengan menggebu-gebu menjelaskan materi mengenai usaha mempertahankan kemerdekaan bangsa. Sesekali interaksi tanya jawab guru dan muridpun terjadi. Guru bertanya pada murid dan juga sebaliknya. Disisi pojok belakang seorang siswa sebut saja Mamad sedang terbuai oleh cerita gurunya, sehingga seolah-olah seperti didongengi hingga matanya sayup-sayup mengantuk. Sesekali dia mengusap matanya untuk menghilangkan rasa kantuknya.
“Mamad” panggil sang guru
“Iya bu” jawab Mamad sambil mengucek matanya
“Ayo maju kedepan” sang guru menyuruh
Dengan lugu dan polosnya dia maju kedepan
“Kamu nagntuk?” Tanya sang guru
“Iya bu” jawab Mamad
“Tadi ibu mengajarkan apa?” Tanya sang guru agak kesal
“Tentang presiden Soekarno bu” jawabnya ketakutan
“Sekarang kamu ceritakan tentang presiden Soekarno” suruh sang guru
Mamad diam sejuta bahasa
“Ayo mad” suruh sang guru
“Mamaaaaaad,,,,,”tegas sang guru
Dia tetap diam sambil memandangi teman-temannya yang memandanginya
Dengan nada lirih dia menjawab” kata nenek saya membicarakan orang yang sudah meninggal itu dosa bu”
Sontak satu kelas terpingkal-pingkal mendengar jawaban Mamad........
Kisah di atas terinspirasi dari standing comedy yang menurut saya sangat menarik. Menariknya adalah mengenai penanaman konsep pada anak yang seharusnya benar. Jangan hanya setengah-setengah. Karena anak kecil biasanya menelan konsep itu mentah mentah. Jangan sampai anak salah dalam mempersepsikan dan menggunakan konsep tersebut dalam kehidupan....